1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi.  Mula-mula  minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)   sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan   tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya   berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga   suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Menara destilasi 
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas 
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi  minyak bumi dari proses destilasi  bertingkat belum memiliki kualitas  yang sesuai dengan kebutuhan  masyarakat, sehingga perlu pengolahan  lebih lanjut yang meliputi proses  cracking, reforming, polimerisasi,  treating, dan blending. 
         2. CRACKING             
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:
Cracking adalah penguraian  molekul-molekul senyawa  hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul  senyawa hidrokarbon yang  kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak  tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat  3 cara proses cracking, yaitu : 
a. Cara panas (thermal  cracking),  yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh  reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic  cracking),   yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2     atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui   mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat   asam menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari   alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan  kombinasi antara perengkahan  dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa  yang jenuh. Reaksi tersebut  dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan  lain dari Hidrocracking ini  adalah bahwa belerang yang terkandung dalam  minyak diubah menjadi  hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING 
Reforming adalah  perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu  kurang baik (rantai  karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih  baik (rantai karbon  bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus  molekul yang  sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu,  proses ini juga  disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan  menggunakan katalis  dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming  juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari  hidrokarbon  parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan  tinggi. Pada  proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3  atauplatina  dalam lempung.Contoh reaksinya :
 4. ALKILASI dan POLIMERISASI 
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi  molekul yang lebih panjang dan bercabang.  Dalam proses ini menggunakan  katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl,  AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).  Reaksi secara umum adalah sebagai  berikut:
RH + CH2=CR’R’’ 
 R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi adalah proses  penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah  sebagai berikut :
M CnH2n 
 Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu  penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa  isobutana menghasilkan  bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
    5. TREATING
Treating adalah pemurnian  minyak bumi dengan cara menghilangkan  pengotor-pengotornya. Cara-cara  proses treating adalah sebagai berikut :
-               Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
 -              Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
 -              Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
 -              Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
 -              Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
 
Sulfur merupakan senyawa yang  secara alami terkandung dalam minyak  bumi atau gas, namun  keberadaannya tidak dinginkan karena dapat  menyebabkan berbagai  masalah, termasuk di antaranya korosi pada  peralatan proses, meracuni  katalis dalam proses pengolahan, bau yang  kurang sedap, atau produk  samping pembakaran berupa gas buang yang  beracun (sulfur dioksida, SO2)  dan menimbulkan polusi udara serta hujan  asam. Berbagai upaya  dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari  minyak bumi, antara  lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi  selektif, ekstraksi,  hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang  disingkirkan dari minyak bumi  ini kemudian diambil kembali sebagai  sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi  menggunakan pelarut, serta 
2. Dekomposisi senyawa sulfur  (umumnya terkandung dalam minyak bumi  dalam bentuk senyawa merkaptan,  sulfida dan disulfida) secara katalitik  dengan proses hidrogenasi  selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan  senyawa hidrokarbon asal  dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen  sulfida yang dihasilkan dari  dekomposisi senyawa sulfur tersebut  kemudian dipisahkan dengan cara  fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan tetapi selain 2 cara di  atas, saat ini ada pula  teknik desulfurisasi yang lain yaitu  bio-desulfurisasi.  Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur  secara selektif dari  minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme  mikroorganisme, yaitu  dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur  elementer yang  dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme  sulfur jenis  tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran  proses.  Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam  kondisi  lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat  menyingkirkan  senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya  alkylated  dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk  proses  bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun  penelitian  lebih lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan  mikroorganisme dari  jenis lain. 
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.
Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
-              Absorpsi H2S oleh senyawa soda
 
-              Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme
 
Keunggulan  dari proses Shell-Paques adalah :
-              dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)
 -              pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak dimungkinkan.
 -              menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
 -              sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau blocking) pada pipa
 -              Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai kondisi proses
 -              Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
 -              Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.BLENDINGProses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYAKeberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gasBahan bakar gas terdiri dari :LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana
 dan butana 
.  Elpiji juga mengandung hidrokarbon  ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana 
 dan pentana 
.Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:- Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
 - Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
 - Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
 - Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
 - Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
 
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.
Sumber: "http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji"2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :- Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
 - Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
 
 

